“Orang yang sekarang menjadi
pacarmu adalah calon istrimu di masa depan.” “Haaaaah, apa benar itu.” “Iya,
kau yang mengajaknya menikah. Tapi aku disini bukan membicarakan tentang hal
itu. Kau sudah dengar kan, aku datang dari masa depan mengguna kekuatanku yang
bisa memundurkan ataupun memajukan waktu tanpa menghapus atau merubah
ingatanku. Aku dating kesini untuk mengubah masa depanmu, sekarang lebih baik
kau mengganti tempat persembunyianmu sekarang juga.” Katanya. “Ba-baiklah, aku
akan membicarakannya dengan Dokka secepatnya.” Kataku. “Kalau begitu aku akan
memberitahumu tempatyang bagus, oleh karena itu besok kau dan Dokka datanglah
kesini.” Katanya sambil memberikan secarik kertas yang berisikan alamat
tempatnya. “Baiklah.” “Oke kalau begitu sampai bertemu besok Yota.” “Iya”.
Setelah itu akupun meninggalkannya. Sesampainya di rumah Dokka aku teringat
kalau aku belum bertanya siapa namanya. “Permisi Dokka, apa kau masih bangun?”.
“Yaa, tunggu sebentar.”, katanya dari kamarnya. “Ada apa?” “Besok kau bisa ikut
denganku untuk mencari tempat persembunyian lain?” “Memangnya kenapa dengan
tempat persembunyian kita saat ini?” “Tadi aku bertemu dengan seorang
perempuan. Ia Mengatakan kalau ia datang dari masa depan untuk menyelamatkan
kelompok kita, maka dari itu ia menyuruhku untuk pergi ke tempat persembunyian
yang sudah ia tentukan.” “Lebih baik jangan say, siapa tahu itu hanya jebakan.”
“Kau memanggilku apa tadi “Say”.” “I-iya, memangnya kenapa? Kan kita
berpacaran, masa bermesraan sedikit aja tidak boleh.” “Okelah kalau begitu,
tapi besok kita coba saja kesana. Siapa tahu benar, kalau sampai terjadi
sesuatu aku akan menggunakan kemampuan teleportasiku jadi tenang saja, ok!”
“Baiklah, aku tunggu kau disini jam 8.” “Ok!”. Setelah itu Dokka kembali ke kamarnya
dan akupun pulang untuk istirahat.
Keesokan harinya sekitar jam 7:30
pagi akupun berangkat ke rumah Dokka. Sesampainya disana, Dokka ternyata belum
siap. Maklum sajalah karena aku datangnya lebih awal. Aku mengirim email ke
Dokka kalau aku sudah diluar sedang menunggunya. Setelah membaca emailku Dokka
langsung bergegas merapikan diri dan keluar rumah untuk menemuiku. “Selamat
pagi say!” kataku. “I-iya selamat pagi Yota, kamu datangnya awal sekali sih
padahal kan kau janjinya jam 8 kesini.” “Yaa lebih baik dating lebih awal
daripada terlambat, iya kan.” “Iya sih, yaudah yuk berangkat.” “Ok say!”.
Akupun memakai kemampuan teleportasiku untuk menuju ke tempat yang sudah
ditunjukan oleh gadis itu. Sesampainya disana, aku merasa seperti pernah dating
kesini. Saat sedang melihat-lihat aku melihat seorang gadis yang semalam
menemuiku, ternyata gadis tersebut telah menunggu kami dari tadi. “Hai.” Kataku
untuk memulai percakapan. “Hai Yota dan kau pasti Dokka, iya kan?” “Iya
memangnya kenapa?” “Waah, kau dari kecil ternyata sudah cantik ya.” “Ehem, jadi
dimana tempat persembunyian yang kau maksud?” “Oiya, ayo ikut denganku.”, ia
pun langsung menyuruh kami untuk mengikutinya. Ternyata, tempat yang dimaksud
bukan di tempat tadi. Katanya sih, lebih baik kalau mendaratnya agak jauh dari
tempat persembunyian. “Itu tempat persembunyiannya.” Katanya sambil mengarah ke
sebuah rumah kecil. Bagaimana mungkin tempat sekecil itu jadi tempat
persembunyian. Saat kami memasuki tempat, tempatnya sangat kotor dan berdebu.
“Sudah kecil, kotor lagi. Bagaimana bisa tempat seperti ini dijadikan tempat
persembunyian.” Pikirku. Lalu gadis itu tiba-tiba membuka sebuah buku yang
dikunci. Isinya ternyata ada sebuah tombol. Gadis itu pun menekannya, dan
setelah itu tiba-tiba sebuah portal terbuat. “Ayo masuk!” katanya. Kami pun
masuk dan terkejut, karena tempat kami kali ini luas sekali dan juga bersih.
Ternyata pintu untuk menuju ke ruangan ini adalah portal di rumah itu karena
disini aku tidak melihat ada pintu keluar. “Oiya, ngomong-ngomong namamu siapa,
sejak pertama kali bertemu sampai sekarang aku belum tahu namamu?” “Oiya,
namaku adalah Tomoya, Tomoya Hatoko.” “Ooh Tomoya ya. Terima kasih sudah
membantu kami sampai sejauh ini.” “Yaah, ini bukan apa-apa kok, lagi pula ini
tanggung jawabku untuk melindungi kalian berdua. Oiya, Dokka bisa kemari
sebentar. Yota kau sana dulu.” “Kenapa aku tidak boleh dengar, lagi pula apa
yang ingin dia bicarakan ke Dokka. Jadi penasaran.” Pikirku. Saat aku melihat
Dokka yang sedang dibisikkan oleh Tomoya mukanya langsung memerah. “Hei Tomoya,
apa yang kau katakana ke Dokka?” “Bukan apa-apa kok, yak an Dokka.”. Dokka
tidak menjawabnya iya hanya terdiam. “Okelah, hei Dokka. Ayo kita pulang, oiya
Tomoya passwornya apa?” “Passwordnya “Dokka dan Yota berciuman”, itu
passwornya.” “Yang benar, jangan bercanda.” “Iya ya, passwordnya “1602”, hari
pernikahan kalian.” “Kenapa kau memberi password tentang kami berdua.” “Itu
karena kau sendiri yang memintanya padaku.” “Kapan aku memintanya, aku saja
baru tahu tempat ini.” “Dirimu di masa depan.” “Ya udalah kita pulang dulu ya
Tomoya. Besok aku dan Dokka akan membawa seluruh anggota kami ke tempat ini.”
“Ok! Daaah.” “Iya, dah!”. Setelah itu kami pun pergi menggunakan portal itu ke
rumah kecil dan berteleportasi ke rumah Dokka. Sesampainya di rumah Dokka aku
pun pamit dan pulang ke rumahku. Oiya aku dan Dokka selama ini belum sekolah
lagi karena kami sedang liburan musim panas. Sebenarnya besok aku ingin
mengajak Dokka ke kolam renang.
Keesokan harinya aku pun menelfon
Dokka. “Dokka, kau hari ini ada kegiatan tidak?” “Tidak ada, memangnya kenapa?”
“Mau berenang bersama tidak” “Hmmm, baiklah aku tunggu jam 10 nanti.” “Ok
say!”. Jam Sepuluhnya kami pun pergi berduaan ke kolam renang. Aku segera ke
ruang ganti untuk mengganti pakaianku menjadi pakaian renang dan Dokka pun juga
sama. Aku duluan yang selesai menggati pakaian. Saat Dokka keluar dari toilet,
ia cantik sekali mengenakan pakaian renang. “Hei Yota, bagaimana menurutmu
pakaian renangku. Aku baru membelinya kemarin.” “Cantik sekali, kau cantik
sekali menggunakan pakaian renang itu.” “Ya udah yuk kita berenang.” “Iya,
ayuk!”. Kami pun bersenang-senang di kolam renang. Kami terlihat sekali seperti
sepasang kekasih, padahal awalnya kami hanya ingin terlihat seperti dua sahabat
saja. Tapi aku tetap senang bisa bersenang-senang berdua dengan Dokka. Kami
bermain bersama. Saat lelah, kami naik dari kolam menuju tempat istirahat untuk
mengambil sejumlah uang. Setelah itu kami pergi ke sebuah warung makan yang ada
disana untuk memakan makanan yang mengenyangkan. Setelah itu, kami membeli es
krim. Aku menjahili Dokka dengan menyentuhkan es krimku ke hidung Dokka
sedikit. Dokka membalasnya, walaupun ia menyentuhkan es krimnya sampai seluruh hidungku
tertutup es krim. Tapi…….
No comments:
Post a Comment