Pada suatu
hari di SMA Norazaki terdapat seorang siswa yang memiliki kemampuan spesial
bernama Utakata Yato dari kelas 10-B. Ia mendapat kekuatan tersebut sejak
berumur 13 tahun karena sebuah insiden yaitu sebuah komet kecil yg tidak habis
terbakar walaupun memasuki atmosfer bumi. Komet tersebut tidak terbuat dari
bahan batuan seperti komet biasanya, melainkan terbuat dari sebuah Kristal
kecil yang berukuran seperti bola golf namun lebih ringan daripada bola golf. Yato
hanya tinggal berdua bersama kakaknya di sebuah apartemen sederhana.
Pada suatu
malam, Yato disuuruh oleh kakaknya untuk membeli persedian makan bulan ini.
Saat sedang berjalan menuju supermarket ia melihat sebuah benda berkilau yang
jatuh dari langit. Benda tersebut jatuh tidak jauh dari supermarket. Ia lalu
menuju kesana untuk melihatnya. Yato merasa aneh karena tidak ada orang yang
datang kesini, padahal suara jatuhnya cukup keras. Ia lalu mengintip sedikit di
balik sebuah semak-semak. Ia terkejut karena itu adalah sebuah kristal. Saat ia
menyentuhnya tiba-tiba kristal itu bercahaya dan membuat Yato pingsan.
Keesokan harinya, saat sudah sadar
ia sudah berada di tempat tidur. Ia merasa sepertinya semua kejadian itu cuma
mimpi. Iya bangun dan melihat jam. Jam masih menunjukan pukul 5:00. Ia ingat
kalau hari ini adalah hari penerimaan murid baru di SMA Norazaki. Ia langsung
bergegas dari tempat tidur lalu mandi, memakai baju, membersihkan kamar dan
langsung berangkat. SMA masuk pada pukul 6:30 dan sekarang jam sudah menunjukan
pukul 6:05. Ia hanya punya 25 menit untuk sampai ke sekolah. Yato berangkat
menuju sekolah menggunakan kereta. Sesampainya di stasiun ia melihat seorang
gadis cantik. Gadis itu adalah gadis yang berada 1 apartemen diatasnya yang
bernama Haramitsu Dokka. Walaupun ia cantik, ia memiliki sifat yang aneh. Ia
hanya berteman pada beberapa orang saja. Hal itu menyebabkan ia hanya memiliki
sedikit teman.
Sesampainya di sekolah, Yota
langsung menuju ke kelasnya yaitu kelas 10-B. Saat masuk ke kelasnya ia
terkejut, karena Dokka ternyata sekelas dan duduknya berebelahan dengannya.
Yota ingin memulai percakapan tapi ternyata Dokka yang memulai percakapan.
“Hai, namaku Dokka. Aku tahu kau pasti sudah mengenalku ya kan?” katanya. Yota
terkejut karena Dokka tidak pernah seperti ini kepada orang di sekitarnya. Ia
lalu melihat sesuatu di lenganku dan berkata “Gelangnya bagus.” “Gelang yang
mana?” , aku terkejut setelah melihat tangan kananku terdapat sebuah gelang
berwarna biru dengan kristal seperti yang waktu itu dilihatnya. Dalam hatinya
ia berkata “Jangan-jangan kejadian itu nyata dan bukan mimpi. Tapi bagaimana
mungkin, jika benar seharusnya aku sadar di tempat itu bukan di rumah.
Kira-kira bagaimana aku bisa sampai di rumah sedangkan aku sedang pingsan di
tempat itu.”.
Sepulang sekolah Yota menemui Dokka
dan bertanya “Kenapa kau mau berteman denganku?” “Karena kita sama.” “Sama?”
“Iya karena kau juga memiliki sebuah kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia
biasa.”. Dalam hati Yota berkata “Mungkin maksud dia kalung ini. Sebaiknya kulepaskan
saja kalung ini.” , Yota lalu ingin melepaskan kalung tersebut, namun anehnya
kalung itu tidak dapat dibuka. Lalu tiba-tiba saat ia melihat Dokka lagi ia
menghilang. Tiba-tiba ia merasa seperti
di tepuk dari belakang. Saat Yota melihat ke belakang ia melihat dan ternyata
itu adalah Dokka. “Inilah kekuatanku.” Katanya. Ternyata kempuan Yota adalah
menghilang atau tidak terlihat oleh siapa pun. “Kekuatanmu adalah merasuki
tubuh seseorang, merampas dan menghilangkan kekuatan lawan tapi sepertinya ada
satu kekuatan lagi namun kami tidak tahu apa itu.” Katanya. “Kami ?” “Iya. Kau
tahu kenapa aku berteman hanya dengan orang tertentu. Sebenarnya orang yang aku
ajak berteman adalah orang yang memilki kekuatan super juga. Aku dengan temanku
yang memiliki kekuatan mendeteksi pengguna kekuatan mengumpulkan orang-orang
yang memiliki kekuatan dan membuat sebuah kelompok untuk menyelamatkan para
pengguna kekuatan super dari para manusia super.” “Jadi, kau ingin
menyelamatkanku dari para manusia super?” “Bukan. Melainkan aku ingin memintamu
untuk membantuku mengumpulkan para pengguna kekuatan super. Jadi maukah kau
membantuku?”. Aku bimbang, aku ingin hidup normal bersama kakakku, tapi aku
juga tidak mau keluargaku diburu oleh para manusia super. “Baiklah aku ikut.”.
Percakapanku dengan Dokka selesai sampai disitu. Lalu kami pulang ke rumah
masing-masing.
Sesampai di rumah, aku bertanya
kepada kakakku, “Kak, semalam kau menyuruhku membeli persediaan makan untuk
bulan ini tidak?”. Kata kakakku, “Iya, memangnya kenapa? Lagi pula kau
membelinya pun tidak, jadi kakak yang membelinya.” “Oh begitu ya, maaf ya kak.
Oh iya kak, saat pulang aku bicara sesuatu tidak?” “Kau yang bicara kenapa
tanya kakak?” “Soalnya semalam itu aku tidak ingat apa-apa. Maka dari itu aku
tanya kakak.” “Oh. Semalam saat kau pulang kau tidak bicara apapun, sikapmu
jadi aneh dan setiap kakak panggil, kamu tidak mau jawab.” “Oh begitu ya.
Yaudah deh kalau begitu aku pergi dulu ya kak.” “Kemana?” “Ke depan saja
sebentar.” “Ya udah, jangan lama-lama. Nanti sore pulang.” “Kak inget aku sudah
bukan anak kecil lagi.” “Ya ya. Ya sudah sana.” “Ok sampai nanti kak.”. Lalu
aku keluar, sebenarnya bukan ke depan tapi ke tempat pertemuan kelompok yang
dibuat Dokka dan kawannya. Kata Dokka letaknya tidak terlalu jauh dari tempat
tinggalnya, jadi bagiku juga tidak terlalu jauh.
Sesampainya disana, aku hanya
melihat sebuah pohon besar saja dan tidak apa-apa, tapi tiba-tiba dalam
hitungan detik aku sudah berada di depan sebuah pintu. Aku bingung, bagaimana
bisa aku tiba-tiba sampai disini. Mungkin, ada orang yang memiliki kemampuan
teleportasi atau menghentikan waktu lawannya. Saat aku buka pintunya, ternyata
Dokka sudah menunggu dari tadi dibalik pintu tersebut. Ia lalu mengantarku ke
ruangan pertemuannya. Jika aku lihat-lihat tempat ini seperti sebuah
laboratorium yang ditinggalkan. Saat inilah petualanganku untuk menyelamatkan
para pengguna kekuatan super dimulai.
No comments:
Post a Comment